1. Identifikasi
objektivitas sosial atau diterima secara sosial.
Untuk
mengidentifikasi objektivitas obyek dan kebenaran matematika yang tetap dan
abadi dengan sesuatu yang bisa berubah dan terbuka seperti pengetahuan yang
diterima secara sosial, awalnya kelihatan bermasalah. Namun telah ditunjukkan
bahwa semua pengetahuan matematika adalah bisa keliru dan bisa berubah. Dengan
demikian beberapa atribut tradisional tentang objektivitas, seperti sifat
ketetapan dan keabadian, sudah ditolak. Dengan kedua sifat itu banyak argumen
tradisional untuk objektivitas sebagai ideal manusia-super. Menurut Bloor
(1984) kita bisa mengadopsi syarat perlu untuk objektivitas, keberterimaan
sosial, menjadi syarat cukup juga. Tinggal menunjukkan bahwa identifikasi ini mempertahankan sifat objektivitas yang diharapkan.
2. Masalah kedekatan konstruktivisme sosial pada sosiologis atau empiris lain
dalam menguraikan matematika.
Karena konstruktivisme sosial
merupakan kuasi-empiris dan memiliki tugas menguraikan
hakikat matematika
termasuk matematika praktis, dalam bentuk
deskriptif
sepenuhnya, maka batas antara matematika dan disiplin
lainnya lemah. Dengan menghilangkan hambatan
filosofis tradisional ini membawa konsekuensi filsafat matematika lebih dekat ke sejarah dan sosiologi matematika (dan
juga psikologi, tentang pengetahuan subyektif). Dengan demikian, ada bahaya
konstruktivisme sosial menyimpang ke sejarah, sosiologi atau psikologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar