Teori Perry menetapkan urutan tahap pengembangan, serta
memungkinkan melakukan fiksasi dan pengunduran dari level-level nya. Untuk
sederhananya, kami hanya mempertimbangkan tiga tahap yaitu, 'Dualisme,
Multiplisitas dan Relativisme. Teori tidak berakhir pada Relativisme, tapi
terus melalui beberapa tahap komitmen. Namun tahapan ini tidak mewakili
re-strukturisasi radikal keyakinan, tidak seperti entrenchment dan integrasi Relativisme kedalam seluruh kepribadian.
Hal yang mendasari Skema Perry adalah asumsi bahwa perkembangan intelektual dan
etika mulai tertanam dalam serangkaian keyakinan yang tidak dipertanyakan,
berlangsung melalui beberapa tingkat detasemen kritis, dan kemudian kembali
tertanam dengan sendirinya dalam suatu komitmen terhadap seperangkat prinsip
intelektual dan etika. Jadi tiga tahap dibahas disini cukup untuk membedakan
ideologi yang secara struktural berbeda.
Dualisme
Dualisme sederhana adalah penataan bercabang dari dunia antara
baik dan buruk, benar dan salah, kami dan lainnya. Pandangan dualistik
dicirikan oleh dikotomi sederhana dan ketergantungan yang kuat pada keabsolutan
dan otoritas sebagai sumber kebenaran, nilai, dan kontrol.
Sehingga dalam hal keyakinan epistemologis, Dualisme menyiratkan pandangan absolutis terhadap pengetahuan yang
dibagi menjadi dua yaitu kebenaran dan kepalsuan, bergantung pada otoritas
(penguasa) sebagai arbiter/wasit. Pengetahuan tidak dinilai secara rasional,
tetapi dinilai dengan mengacu pada otoritas. Dalam hal keyakinan etika, Dualisme
berarti bahwa semua tindakan hanya dinilai atas benar atau salah.
Semua masalah diselesaikan dengan Ketaatan (penyelarasan diri dengan Authority): kepatuhan dan kesesuaian terhadap hak dan apa yang Mereka inginkan. Keinginan/kemauan kekuasaan (Will Power) dan pekerjaan akan menghasilkan kongruensi aksi dan penghargaan. Keserbaragaman (multiplicity) tidak diperhitungkan. Diri didefinisikan terutama oleh keanggotaan dalam hak dan tradisional.
(Perry, 1970, akhir-chart)
Keserbaragaman/Multiplisitas
Sebuah pluralitas 'jawaban', sudut pandang atau evaluasi, dengan
mengacu pada topik atau masalah yang sama. Pluralitas ini dianggap sebagai
kumpulan yang mempunyai ciri-ciri tersendiri (discrete) tanpa struktur internal maupun hubungan eksternal, dalam
artian ‘orang memiliki hak untuk memiliki pendapatnya sendiri', dengan
implikasi bahwa tidak ada penilaian dapat dibuat terhadap pendapat-pendapat
tersebut.
(Perry, 1970, akhir-chart)
Pandangan multiplistik mengakui adanya pluralitas jawaban,
pendekatan atau perspektif, baik yang bersifat epistemologis ataupun etis,
tetapi tidak memiliki dasar pilihan rasionalt antara alternatif--alternatif.
Relativisme
Sudut pandang pluralitas, interpretasi, kerangka acuan, sistem
nilai dan kontingensi (ketidaktentuan) yang mana sifat-sifat struktural dari
konteks dan bentuk memungkinkan adanya berbagai macam analisis, perbandingan
dan evaluasi dalam Multiplisitas.
(Peery 1970, end-chart)
Secara epistemologis, Relativisme mengharuskan pengetahuan,
jawaban dan pilihan dilihat sebagai suatu yang bergantung pada fitur dari
konteks, dan dievaluasi atau dibenarkan dalam sistem atau prinsip-prinsip yang
diatur. Dari sudut pandang etika, tindakan dianggap diinginkan atau tidak
diinginkan berdasarkan kesesuaian dengan konteks dan sistem nilai-nilai dan
prinsip-prinsip.
Sejumlah peneliti pendidikan menemukan bahwa skema
Perry adalah kerangka yang berguna untuk menggambarkan perkembangan intelektual
dan etika dan juga keyakinan pribadi. Termasuk juga aplikasinya untuk tingkat
pemikiran sistem teori siswa (Salner, 1986), mahasiswa dan siswa jurusan
matematika (Buerk, 1982; dkk Stonewater 1988) dan guru matematika 'terkait
keyakinan-sistem (Copes, 1982, 1988; Oprea dan Stonewater, 1987; Cooney dan
Jones, 1988; Cooney, 1988 Ernest, 1989a). Jadi teori Perry secara luas
digunakan untuk menjelaskan filosofi pribadi, khususnya dalam matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar