Pages

Unsur-unsur Ideologi Pendidikan Matematika

Selasa, 06 Desember 2016

Sejumlah ideologi pendidikan matematika dan kerangka intelektual dan etika secara keseluruhan telah diidentifikasi dan dikaitkan dengan kelompok-kelompok sosial dan tujuan matematika mereka. Tujuan tersebut, seperti telah dikemukakan sebelumnya, tidak dapat dipisahkan dari bagaimana cara merealisasikannya. Hal ini menimbulkan pertanyaan: unsur-unsur mana dalam ideologi pendidikan matematika yang diperlukan untuk menentukan cara mencapai tujuan? Untuk menjawab ini, diusulkanlah model struktural ideologi pendidikan matematika.
A.     Sebuah model ideologi pendidikan matematika
Meighan (1986) menggambarkan ideologi sebagai set yang terdiri dari keyakinan yang beroperasi pada berbagai tingkatan dan dalam berbagai konteks dengan beberapa lapisan makna. Model ideologi pendidikan yang diusulkan di sini mencerminkan tingkat kompleksitas. Di pusatnya terletak keyakinan epistemologis dan etis yang fundamental. Berdasar kedua hal ini adalah set kedua tentang keyakinan tujuan pendidikan matematika dan cara untuk mencapai mereka. Dengan demikian model yang diusulkan memiliki dua tingkatan: (1) tingkat dasar yang terdiri dari unsur-unsur yang lebih dalam ideologi, dan (2) tingkat sekunder, terdiri dari unsur-unsur yang dihasilkan yang berkaitan dengan pendidikan.
Tingkat dasar mencakup posisi epistemologis dan etis secara keseluruhan, terdiri dari epistemologi, filsafat matematika dan satu set nilai-nilai moral dan lainnya. Namun, ini adalah unsur yang sangat abstrak, dan ideologi harus menghubungkannya ke pengalaman menjadi orang dan hidup dalam masyarakat. Untuk apakah ideologi perorangan atau kelompok dianggap, realitas menjadi seseorang dan berhubungan dengan orang lain, dan hidup dalam masyarakat pasti membentuk bagian utama kesadaran, keyakinan dan pandangan terhadap dunia. Jadi terdapat dua elemen yang selanjutnya dimasukkan kedalam model ideologi. Ini adalah suatu teori anak yang merupakan bagian khusus dari teori dari seseorang dalam kaitannya dengan pendidikan, dan suatu teori masyarakat. Hal ini berhubungan dengan elemen-elemen ideologi lainnya. Epistemologi memerlukan teori tentang bagaimana pengetahuan individu berkembang. Artinya, mereka memerlukan pengetahuan teori subjektif serta teori-teori pengetahuan objektif. Jadi epistemologi berhubungan dengan teori-teori orang dan anak. Nilai moral mengilhami dan membentuk teori anak, orang dan teori-teori masyarakat. Teori-teori tersebut merupakan komponen penting dari ideologi pada umumnya, dan ideologi pendidikan pada khususnya.
Ideology adalah sebuah sistem atau sekelompok keyakinan dan nilai-nilai yang dipegang oleh kelompok-kelompok sosial yang berguna mengikat kelompok-kelompok tersebut dan digunakan oleh mereka untuk kepentingan mereka sendiri. Perhatikan lebih baik, , ideologi dianggap mengandung keyakinan dan doktrin tentang manusia dan tempatnya di dunia, struktur sosial dan politik di mana ia ingin hidup, dan pandangan tentang cara terbaik untuk mencapai akhir dan tujuannya.
  (Reynolds dan Skilbeck, 1976, halaman 76-77).
Dalam filosofi pendidikan dan tujuannya, filsuf pendidikan klasik mengembangkan teori anak, atau orang dan masyarakat (Plato, 1941; Dewey, 1916). Seperti halnya dengan pendidik modern, dalam menggambarkan ideologi pendidikan memberikan tempat sentral bagi teori anak (Alexanders 1984; Esland, 1971; Phenix, 1964; Pollard , 1987 Pring, 1984), bagi masyarakat (Apple, 1979; Raynor 1972) Williams, 1961; Young, 1971a), atau bagi keduanya (Freire 1972) Giroux 1983; Reynolds dan Skilbeck, 1976). Jadi sangat baik untuk memasukkan unsur-unsur tersebut dalam ideologi pendidikan.
Komponen terakhir adalah tujuan pendidikan. Pandangan atas sifat alami anak memiliki efek mendalam pada tujuan pendidikan dan sifat pendidikan, seperti pendapat Skilbeck (1976). Sebagian besar penulis yang dikutip memasukkan tujuan pendidikan pada perlakuan ideologi pendidikannya. Ini mewakili aspek kesengajaan dalam kaitannya dengan pendidikan, menyatukan elemen yang mendasari epistemologi, sistem nilai, teori teori anak dan masyarakat. Melalui tujuan pendidikanlah kepentingan kelompok ideologis disajikan dan dilaksanakan.
Tingkat sekunder model terdiri dari unsur-unsur hasil yang berkaitan dengan pendidikan matematika. Perbedaan ini jauh dari mutlak, dan karakteristik yang membedakannya adalah spesialisasi untuk pendidikan matematika. Dalam ideologi pendidikan sains, misalnya, unsur-unsur sekunder akan berbeda, unsure tersebut akan dialihkan untuk pendidikan sains.
Apa yang harus menjadi elemen sekunder? Pertama, filsafat pribadi matematika mungkin tidak sama dengan teori matematika sekolah. Karena pengetahuan matematika sangat penting bagi seluruh proses pendidikan matematika, teori pengetahuan matematika sekolah akan diperlukan, selain diperlukannya filsafat matematika. Kedua, diperlukannya spesialisasi tujuan pendidikan matematika. Dengan demikian tujuan pendidikan matematika harus dimasukkan sebagai suatu elemen. Ketiga, cara mencapai tujuan-tujuan ini harus diwakili, seperti yang telah dibahas sebelumnya.
Untuk mencapai tujuan pendidikan matematika, maka matematika perlu diajarkan, pengajaran yang dimaksud secara luas cukup untuk mencakup bentuk pedagogi liberal. Jadi teori pengajaran matematika termasuk peran guru, juga diperlukan. Pengajaran matematika telah berubah sepanjang sejarah seiring dengan perkembangan di bidang sumber daya untuk mengajar dan belajar matematika Teks, alat bantu menghitung seperti kalkulator elektronik dan mikro-komputer misalnya, memainkan peran sentral dalam pendidikan matematika. Dengan demikian adalah tepat untuk memasukkan teori sumber daya untuk pendidikan matematika sebagai salah satu unsur. Dalam model umumnya tentang ideologi, Meighan (1986) memasukkan komponen tersebut kedalamnya.
Pengajaran merupakan instrumental bagi pembelajaran, yang mana hal tersebut merupakan hasil dimaksud dalam pendidikan matematika. Jadi teori belajar matematika, termasuk peran pelajar, merupakan pusat ideologi pendidikan matematika. Teori-teori pembelajaran matematika berasal dari kedua asumsi epistemologis (sifat, akuisisi dan pertumbuhan pengetahuan) dan pandangan moral mengenai tanggung jawab individu, dan dari teori-teori masyarakat dan teori anak. Jadi teori belajar matematika dan peran pelajar termasuk dalam model.
Penilaian pembelajaran matematika sangatlah penting, terutama yang berkenaan dengan fungsi-fungsi sosialnya. Hal ini dapat dimasukkan dibawah komponen lainnya, tetapi mengingat signifikansinya, akan dibedakan di sini. Jadi teori penilaian pembelajaran matematika termasuk di antara elemen sekunder. Meighan (1986) masukkannya di antara elemen-elemen ideologi pendidikan, dan Lawton (1984) menggambarkan terori itu sebagai salah satu dari tiga komponen utama dari kurikulum. Penekanan ini membenarkan penangannya sebagai sebagai elemen yang terpisah dari model.
Sebagai tambahan bagi elemen diatas, adalah mungkin untuk membedakan unsur-unsur yang berasal dari teori-teori anak dan masyarakat. Terkandung dalam teori anak adalah teori kecerdasan dan kemampuan, dan fluiditas atau  kepastiannya. Terdapat berbagai macam pandangan bervariasi yaitu pada apakah ciri-ciri anak merupakan warisan dan tetap atau apakah mereka secara signifikan terpengaruh dan dibentuk oleh lingkungan dan pengalaman mereka. Sebuah teori kemampuan. dan khususnya kemampuan matematika berasal dari teori anak, seperti halnya pandangan dari tatanan sosial, menghubungkan perbedaan individu dan tipologi terhadap kelompok social, dan dari teori-teori sifat matematika dan aksesibilitas-nya. Konsep kemampuan sangat penting dalam matematika (Ruthven, 1987), sehingga teori kemampuan matematika termasuk juga didalam model.
Teori masyarakat termasuk dalam konsep-konsep keanekaragaman sosial, dan dari hubungan antar segmen yang berbeda. Digabungkan dengan unsur-unsur lain, seperti pandangan matematika dan pengetahuan, hal ini akan mengarah pada teori pribadi tentang keragaman sosial dan kepentingannya serta akomodasi dalam pendidikan matematika. Untuk alasan ini, teori keanekaragaman sosial Dalam pendidikan matematika juga disertakan. Teori kemampuan dan keragaman sosial dalam pendidikan matematika tidak termasuk dalam model ideologi pendidikan oleh ahli-ahli lainnya. Namun sosiolog pendidikan telah lama menunjukkan pentingnya masyarakat, hubungan sosial, keragaman sosial, seperti yang kita lihat di atas, seperti halnya dengan konstruk kemampuan bagi pendidikan (Beck et al., 1976: Meighan. 1986). Secara khusus, Ruthven (1987) telah menunjukkan peran ideologis sentral yang dimainkan oleh konsep guru akan kemampuan matematika. Konsep gender, ras dan kelas juga diakui sebagai faktor sentral dalam distribusi kesempatan pendidikan dalam matematika (Burton, 1986;, Ernest 1986 1989;. Ruthven, 1986 1987.). Untuk alasan ini, adalah tepat untuk memasukkan teori kemampuan matematika dan keanekaragaman sosial dalam matematika diantara unsur-unsur sekunder model.
Selesailah model yang diajukan untuk ideologi pendidikan. Elemen-elemen lainnya lebih lanjut dapat dimasukkan, walaupun model tersebut sudah cukup, jika tidak akan menimbulkan kompleksitas berlebihan. Pemilihan komponen ini, sampai batas tertentu, merupakan masalah keputusan, bukan dari masalah kebutuhan. Perkembangan di masa mendatang atau kegunaan model ideologi pendidikan sangat mungkin membutuhkan keputusan yang berbeda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS