Pages

Konstruktivisme Sosial

Selasa, 13 Desember 2016

Dalam bab ini akan dikemukakan suatu filsafat baru matematika yang disebut "konstruktivisme sosial’. Tentu saja, karena menyangkut kisah filsafat matematika, bab ini lebih tentatif daripada yang sebelumnya itu, yang sebagian besar berkaitan dengan eksposisi ide-ide mapan. Di sisi lain, tidak terlalu banyak kisah baru harus diklaim, karena konstruktivisme sosial sebagian besar adalah perluasan dan perpaduan pandangan matematika yang sudah ada sebelumnya, terutama mereka yang konvensionalis dan quasi-empirisisme.
Konstruktivisme Sosial memandang matematika sebagai konstruksi sosial. Hal ini mengacu pada sifat tradisional, dalam menerima kenyataan bahwa bahasa manusia, peraturan dan kesepakatan memainkan peran kunci dalam mengembangkan dan membenarkan kebenaran matematika. Diambil dari kuasi-empirisme, epistemologi fallibilist, termasuk pandangan bahwa pengetahuan dan konsep matematika berkembang dan berubah. Hal ini juga mengadopsi tesis filosofis Lakatos bahwa pengetahuan matematika tumbuh melalui dugaan (conjectures) dan penyangkalan (refutations), memanfaatkan logika pada penemuan matematika. konstruktivisme sosial adalah suatu deskriptif sebagai lawan dari filsafat preskriptif matematika, bertujuan untuk menjelaskan hakekat matematika dipahami secara luas, seperti pada kriteria kecukupan. Dasar untuk menggambarkan pengetahuan matematika sebagai konstruksi sosial dan untuk mengadopsi nama ini adalah tiga:
        i.       Dasar pengetahuan matematika adalah pengetahuan linguistik, kesepakatan (convention) dan aturan; sedangkan bahasa adalah konstruksi sosial,
      ii.       Proses sosial interpersonal diperlukan untuk mengubah pengetahuan matematika subyektif individu, setelah publikasi, dalam menerima pengetahuan matematika secara objektif,
    iii.       Obyektivitas itu sendiri akan dipahami sebagai sosial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS