Meskipun analisis
Williams (1961) mungkin merupakan pendapat yang paling efektif dari tujuan umum
dan kepentingan kelompok yang mempengaruhi pendidikan Inggris, analisis
tersebut masih terbuka terhadap kritik pada beberapa poin. Dalam prakteknya,
seperti Williams akui, bertujuan cenderung bercampur, tidak murni dan
terisolasi, seperti yang dijelaskan. Hal ini, tentu saja, sebenarnya dari
akibat dari menyederhanakan tujuan.
Penghilangan pertama
adalah kegagalan untuk mengidentifikasi reformis progresif dan liberal sebagai
kelompok sosial yang berbeda dengan tujuan mereka sendiri. Diakui, di era
Victoria, para reformator liberal dan pendidik masyarakat bersatu dalam tujuan
yang sama, memperluas pendidikan untuk semua anggota gugus. Mungkin karena
alasan ini, Williams menuliskan yang terakhir disebutkan saja. Namun kedua
kelompok dapat dibedakan, dan memiliki tujuan yang semakin berbeda. Kelompok
ini adalah, reformis progresif liberal, disebut ‘pendidik progresif '
(yang slogannya biasanya berbunyi 'selamatkan anak’), dan pendidik
masyarakatyang berhubungan dengan pendidikan untuk semua untuk mempromosikan
kewarganegaraan yang demokratis.
Bahkan, Williams
tidak membedakan antara dua aliran pendidik publik, seperti yang ditunjukkanYoung
(1971a). Hal ini merupakan reformis sosial demokrasi yang mendukung ‘pendidikan
untuk semua’, yang sebagian besar tujuannya sesuai dengan kelompok pendidik
progresif, dan aktivis populis/proletar mendesak untuk adanya relevansi,
pilihan dan partisipasi dalam pendidikan, yang mana sifat ini sedikit banyak
sama dengan para pendidik publik modern yang lebih radikal. Jadi meskipun
pendidik progresif tidak dibedakan oleh Williams, dapat dikatakan bahwa mereka
telah ada sebelumnya dalam analisis.
Penambahan kelompok
kepentingan baru, pendidik progresif, adalah sesuai dengan perbedaan yang
dikenal luas antara dua tradisi dalam pendidikan dasar: sekolah dasar dan
tradisi progresif. Hal ini dapat ditemukan, misalnya, dalam Dearden (1968),
Golby (1982) dan Ramsden (1986). Dengan demikian, tradisi progresif dalam
pendidikan dasar secara luas diakui, dan layak ditambah kedalam analisis
Williams (1961), memunculkan empat kelompok.
Analisis sebanding
untuk kelompok sosial dan tujuan pendidikannya diberikan oleh Cosin (1972). Cosin membedakan empat
kelompok yang berhubungan erat dengan kelompok yang dibahas:
rasionalisasi/teknokratis, elitis/konservatif, romantis/ individualis, dan
egaliter/demokratis. Sejajar antara set kelompok dapat ditunjukkan seperti pada
Tabel 6.1. Tabel tersebut menunjukkan analogi yang kuat antara dua set kelompok
social. Perbedaan minor terjadi dalam definisi sosial dari kelompok humanis
lama.
Tabel 6. 1: Perbandingan kelompok Williams
(Modifikasi) dan Cosin
Williams
|
Cosin
|
Tujuan pada kelompok Cosin
|
Industrial trainer
|
rasionalisasi/teknokratis,
|
relevansi
pendidikan Kejuruan
|
Old humanist
|
elitis/konservatif,
|
Pemeliharaan
standar yang ditetapkan dari keunggulan budaya melalui metode seleksi
tradisional
|
Progressive educator
|
romantis/
individualis,
|
Pengembangan semua
kemampuan bawaan seseorang
|
Public educator
|
egaliter/demokratis
|
semua memiliki hak
yang sama untuk dididik
|
Namun demikian
analisis Cosin tersebut memberikan dukungan terhadap modifikasi analisis asli
Williams. Sebuah analisis lebih lanjut oleh Davis mendukung kesimpulan ini.
Pendidikan ideologi jatuh ke
dalam empat kategori: konservatif, revisionis, romantis dan demokratis. Yang
pertama jelas, yaitu bersangkutan untuk mempertahankan sesuatu seperti status
quo meskipun rentang posisi konservatif dari dogmatisme mentah (banyak manjadi
ciri esai dalam Black Paper) sampai versi budaya elit yang dirumuskan dengan
hati-hati (TS Eliot, F. R Leavis dan GH Bantock). Argumen revisionis yang
ditulis dalam bahasa ekonomi atau dalam hubungannya antara pseudo-sosiologis
dengan pemborosan yang diciptakan oleh sistem pendidikan. Penekanannya terletak
pada peningkatan efisiensi sistem dalam hal persyaratan kerja pasar. Tidak
mengherankan. pemerintah berturut-turut -
Buruh dan Tory - telah menemukan bahwa sikap ini paling menarik untuk
diadopsi, dan sebagian besar laporan resmi telah memasukkannya kedalam logika laporan-laporan tersebut. Sikap
romantis (yang juga bisa disebut sikap psikologis) yang sangat berhubungan dengan perkembangan
individu, berasal dari karya Froebel, Montessori, Freud, Pestalozzi dan Piaget.
Sikap ini merupakan ide yang mendasari pembentukan sekolah swasta progresif
serta mempunyai cukup pengaruh pada beberapa bentuk revisi kurikulum dan pada
sekolah dasar. Monumen resminya terletak adalah laporan Plowden Akhirnya,
tradisi sosialis demokrasi, yang berasal dari para pemikir sosialis dan liberal
dari abad kesembilan belas, mencari peluang yang sama untuk semua (mengakui
kesulitan yang disajikan dalam Class
dan pola sosialisasi) dan penghapusan
progresif dari nilai-nilai elitis yang melekat dalam pendidikan yang sudah ada.
Dalam bentuknya yang paling baru (Williams, 1961), pendekatan sosialis
demokratis meminta adanya pendidikan publik yang dirancang untuk mengekspresikan
nilai demokrasi terdidik dan budaya bersama
(Meighan, 1986, hal 181)
Analisa Davis
menunjukkan kekuatan dari tradisi romantis/progresif, yang selanjutnya
mendukungan dikenalnya pengelompokan pendidik progresif terpisah.
Analisa Davis tidak cocok
seluruhnya dengan analisa Williams, karena industrial trainer dibagi menjadi
dua antara kelompok revisionis dan konserfatif, dan yang terakhir disebutkan
humanis lama termasuk didalamnya. Namn yang dilakukannya adalah menyarankan
bahwa perlu adanya pembedaan antara kedua kelompok yang merupakan keturunan
actual dari industrial trainer jaman Victoria. Baik pendidikan dan permintaan
kerja telah maju sejak seabad terakhir, dan keturunan dari industrial trainer
dimana mereka masih menjunjung tinggi persiapan utilitarian dalam bekerja,
telah memiliki pemahaman yang berbeda atas pandangan ini. Beberapa dari mereka
masih mempercayai tingkat pelatihan rendah yang dipasangkan dengan pandangan
reformis moral, seperti yang dilakukan para industrial trainer asli. Yang
lainnya lebih menyukai bentuk pendidikan dan keahlian yang lebih luas dan
mengurangi pandangan para reformis moral. Yang pertama disebutkan (yang
mempercayai pelatihan dalam level rendah) akan dikenal secara politis dalam New
Right of Britain, yang lebih mengutamakan pelatihan skill dasar
(Back-to-Basics) seperti halnya ‘kepatuhan dalam pengajaran’ (White, 1968,
dikutip dalam Beck, 1981, hal 89).
Kelompok kedua yang
berasal dari industrial trainer, berbeda dari pelatih industri asli dan berbeda
juga dari New Right secara sangat signifikan dalam komposisi dan tujuannya
dalam pendidikan. Mereka lebih luas dan moralistik dalam pandangan mereka
daripada para trainer industrial modern, dan mewakili kepentingan industri,
perdagangan dan pengusaha sektor publik. Jadi kelompok ini berkaitan dengan
perolehan dan pengembangan berbagai pengetahuan, keterampilan dan kualitas
pribadi, terutama mereka yang terbukti berguna dalam pekerjaan. Seiring dengan
majunya tingkat industrialisasi, kelompok ini lebih mengharapkan porsi lebih
dalam pendidikan, untuk memberikan keterampilan yang lebih besar yang
diperlukan dalam pekerjaan. Memang, kelompok ini melihat perkembangan sosial
sebagai hasil dari kemajuan industrialisasi dan teknologi. Saat ini kelompok
ini berkaitan dengan isu seperti kemampuan dan keterampilan teknologi
informasi, komunikasi dan keterampilan pemecahan masalah, serta penguasaan
dasar. Mereka merupakan kekuatan penting dalam kebijakan pendidikan modern.
Mereka disebut dengan pelaku ‘teknologi pragmatis’ untuk
membedakannya dengan pelatih industri modern New Hope.
Golby (1982)
mengidentifikasi suatu ‘tradisi teknologi', yang menggambarkan pragmatis
teknologi. Tradisi ini menekankan pada nilai-nilai utilitarian, khususnya
pengejaran ilmu pengetahuan dan kerajinan, desain dan teknologi. Golby
membedakan tradisi teknologi ini dari sekolah dasar dan tradisi sekolah
progresif dalam pendidikan dasar, yang mana hal ini sesuai dengan kelompok lain
dalam analisis. Pengelompokan para pragmatis
teknologi juga mewakili kelompok rasionalisasi/teknokratis yang dibedakan
oleh Cosin (1972), yang mana tidak sesuai dengan analisis Williams (1961). Demikian juga, kita
telah melihat bahwa Davis memposisikan ideologi revisionis yang sesuai. Dengan
demikian jelas ada pengakuan terhadap keberadaan dan pentingnya kepentingan
teknologis pragmatis di bidang pendidikan.
Ketika Williams
menulis catatannya di akhir 1950-an. masyarakat dan pendidikan belum dalam
cengkeraman revolusi teknologi 'white - hot'. New right jika mereka memang
ada, bersifat marjinal. Penambahan kelompok ini merupakan modifikasi kedua dan
terakhir dari analisis Williams, menghasilkan total lima kelompok kepentingan
di bidang pendidikan. Secara keseluruhan, kritik utama terhadap model Williams
(1961) adalah bahwa hal itu perlu disempurnakan untuk menjelaskan kompleksitas
konteks sosial politik pendidikan Inggris modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar